Langsung ke konten utama

Menemukan ketulusan di RKWK

RKWK (Rumah Kreatif Wadas Kelir) merupakan komunitas literasi yang berlokasi di Jalan Wadas Kelir, Purwokerto. Komunitas ini baru sekitar 5 tahun didirikan. Gue sama tim PKM gue memilih RKWK sebagai subjek penelitian kami untuk mengetahui identitas diri dan makna hidup yang tertanam pada anak-anak di komunitas ini.
Kamis, 13 April 2017 gue, Fika, dan Akmal berangkat ke halte bus efisiensi di ringroad utara. Kami baru dapet bus jam 20.30 WIB. Karena gue orangnya mabokan kalo naik mobil, terutama naik bus, gue pun sempat muntah di sini (kalian jangan jijik ya bacanya L) soalnya gue saat itu nekat baca proposal penelitian waktu di bus, jadi gue pusing dan muntah deh. Gue waktu itu duduk di samping Fika. Fika yang lagi tidur pun sampe kebangun gegara gue muntah. Gue muntah 2 kali, yang kedua gegara jalan berkelak-kelok jadi gue ga kuat. Pukul 22.30 bus kami mampir di rest area. Alhamulillah seenggaknya gue bisa cuci muka bersiin muntahan gue dan bisa jajan sambil beli air minum soda, biar bisa sendawa. Gue juga beli obat anti mabuk perjalanan, so gue aman sampe tujuan. Nyampe terminal Purwokerto jam 00.30, 3 relawan RKWK pun datang sambil bawa 3 motor. Gue boncengan sama Fika ngikutin para relawan RKWK ke lokasi.
                Gue sama Fika didrop di tempat tinggal relawan cewek. Gue sama Fika disambut mba Hani dan mba Umi. Waktu itu mba Umi bilang ke para relawan yang nganterin kami “makasih ya, boy”. Pas udah di rumah itu, kami langsung istirahat. Besok paginya kami diajak mba Umi buat ke rumah Pak Heru, pendiri RKWK yang biasa dipanggil dengan sebutan “pak guru”. Di sana kami bertemu dengan istri pak guru dan kami diajak untuk sarapan. Kemudian kami jalan-jalan ke depan rumah pak guru dan menemui pak guru yang sedang duduk bercengkrama beserta para relawan cowok yang sedang beristirahat. Mereka saat itu tengah membangun tempat untuk proses belajar mengajar anak-anak RKWK. Para relawan cowok di sini biasa dipanggil “boy”, waktu itu ada mas khotib, mas hamid, mas iqbal, pak guru, dan adiknya pak guru. Abis itu gue diajak mba umi jalan-jalan soalnya waktu itu gue mau minta tolong dianter beli kuota, gue diajak makan es krim juga sama mba umi. Gue juga diajak ke kampusn IAIN Purwokerto yang bernuansa hijau itu.
                Gue sama Fika abis itu ke TBM (Taman Baca Masyarakat) yang isinya buku-buku kaya perpustakaan untuk masyarakat sekitar Wadas Kelir. Di sini banyak anak-anak yang lagi main, baca buku, atau main computer. Gue sama Fika sambil liat-liat anak-anak di sini, sambil kenalan juga sama beberapa anak yang nantinya bakal kami jadikan subjek penelitian kami. Kami juga ditunjukkan karya-karya buatan anak-anak RKWK yang sudah diterbitkan di Koran. Karya-karyanya ada yang berbentuk puisi, cerpen, lukisan, artikel, dan lain-lain. Setelah itu kami sholat dzuhur kemudian diajak makan siang di rumah pak guru lagi. Setelah ashar, kami pun diajak ke forum RKWK ini untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan kami ke sana. Kami pun diminta membagi kisah perjuangan kami untuk masuk UGM. Diawal forum, mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars RKWK.
                Malamnya, setelah sholat magrib, gue dan Fika ikut mba-mba relawan ini ngajar TPQ alias ngajar ngaji anak-anak dan ibu-ibu di musholla. Saat itu gue bareng Fika, mba aerin, mas risdi, dan mba hani. Gue juga diminta buat cerita. Karena dadakan, gue saat itu ngasih kisah tentang gelas dan teko aja. Setelah sholat isya, kami ke rumah pak guru untuk mengadakan FGD (Focus Group Discussion) dengan para relawan RKWK. Relawan RKWK dibagi menjadi 3 kelompok yang dipandu Fika, Akmal, dan Ka Lathif. Gue bantu dokumentasi aja, haha. Kelompok Fika diisi mba endah, mba muna, mba umi, dan mas khotib. Kelompok ka lathif diisi mba hani, mba putri, mba anis, dan mas risdi. Kelompok akmal diisi mba isti, mba aerin, mba feni, dan mas hamid. Setelah FGD selesai seluruh relawan RKWK berkumpul bersama pak guru. Biasanya agenda malam hari diisi dengan evaluasi dan persiapan agenda besok yang diselingi petuah dari pak guru. Saat itu pak guru mengatakan bahwa ada kabar 10 anak PAUD Wadas Kelir diajak mendongeng bersama dengan Pak Heru di Jakarta dengan syarat anak-anak ini tidak didampingi orang tuanya. Selain itu, agenda malam ini diakhiri dengan “jimpitan” atau patungan bayar kas Rp500 tiap orang. Setelah selesai evaluasi, kami pun kembali ke tempat istirahat. Gue sama Fika sempet bikin pertanyaan yang bakal kami ajukan ke subjek kami besok karena kami pake metode penelitian kualitatif.
                Keesokan harinya kami liat-liat kegiatan anak PAUD, kemudian melakukan wawancara pada subjek-subjek yang kami tentukan. Pada sore hari, kami mengikuti agenda anak-anak RKWK di depan rumah pak guru. Saat itu agendanya bermain sambil belajar, kami dibagikan dua macam daun yang harus kami bungkus dengan kertas terus yang ditunjuk maju untuk menebak daun apa yang ada di dalam bungkusan kertas itu. Pak guru memberikan permainan lain, yakni permainan filsafat, anak-anak pun diajak untuk berpikir, ga semua orang mampu memahami maksud pak guru, banyak yang hanya terdiam memikirkan apa maksud ucapan pak guru, termasuk gue, yang nyambi ngefoto-foto, haha.
                Malam setelah sholat magrib, gue sama Fika diajak ke musholla lagi, kali ini bukan untuk ngajar ngaji, melainkan untuk kultum. Ebuset, gue belom nyiapin apapun buat ngomong apa di kultum entar, jadilah gue Cuma cuap-cuap membahas ta’aruf, karena Cuma hal itu yang terlintas di kepala gue saat itu. Entahlah anak-anak dan ibu-ibu serta bapak-bapak di musholla yang menyimak kultum abal-abal gue itu pada paham apa ngga sama apa yang gue jelasin saat itu, semoga bisa ngasih manfaat meskipun Cuma setitik biji zarrah, tsah..
                Setelah isya, gue diajak para relawan untuk dateng ke rumah pak guru lagi, di sana ada pentas dadakan yang diperankan oleh para relawan. Gue, Fika, Akmal, dan Ka Lathif di minta tampil baca puisi karya anak-anak RKWK, alamak apaan lagi ini, gue ga pandai baca beginian disuruh baca. Jadi gue asal baca aja dah senyaman gue. Abis itu anak-anak pada request pak guru joget “tekkewer-kewer” joget kocak gitu lah, ada lagunya. Lucu banget, yang ada gue ngakak mulu liat pak guru joget, padahal anak lain pada ikut joget. Abis itu ada penampilan pantomime dari mas iqbal dan mas hamid ditemenin beatboxnya mas risdi. Lucu banget, kocak abis sumpah, gue sambil pegang kamera buat ngevideoin itu aja jadi ga fokus megangnya, gara-gara ketawa mulu. Abis pantomime, ada dongeng yang dibawain sama ka ilham. Terus kami diajari bahasa korea juga. Setelah selesai pentas dadakan, gue fika akmal dan ka lathif diajak pak guru jalan-jalan. Waktu itu kami diajak menikmati suasana malam hari Purwokerto sambil menikmati susu hangat dan roti bakar. Kami juga sambil mewawancarai pak guru selaku pendiri RKWK ini. Jam 00.00 kami kembali ke tempat istirahat.
                Besok paginya, kami ke TBM lagi buat ikut agenda nonton bareng video-video produksi RKWK. Lucu banget gengs, anak-anak RKWK udah pada pandai berlakon memerankan berbagai karakter tokoh, udeh kaya nonton sinetron dah, ada sedih, serem, bahagia, pokoknya banyak. Siangnya, kami take video beberapa relawan RKWK untuk ditanyai apa pendapat mereka tentang RKWK. Waktu itu mas khotib take videonya sambil nyuci piring, haha. Di RKWK, para relawan biasa makan bareng, mereka membagi tugas, yang masak relawan cewek, yang nyuci relawan cowok. Tiap hari kaya gitu, jadi kebersamaannya makin terasa deh di sana. Setelah itu, pada sore hari kami pamit sama relawan dan pak guru, kami juga ngasih sedikit kenang-kenangan untuk RKWK dan as usual, foto-foto sebelum berpisah. Kami dianter para relawan ke stasiun karena kami pulang naik kereta.
ready to go back Jogja

                Bukan Cuma pengalaman mengunjungi tempat baru yang gue dapet di sini. Tetapi gue juga belajar makna hidup, pentingnya berbagi, ketulusan, patuh pada orang tua, dan selalu ceria menghadapi berbagai rintangan. Terima kasih banyak RKWK J tetaplah jaya!

Note: buat temen-temen yang pengen tau kaya gimana sih gambaran RKWK bisa nonton di youtube ini linknya https://www.youtube.com/watch?v=ICTcAXmOUZA&t=1s

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liburan Berkedok KKN (Cerita KKN Part 4/D-day)

Bismillahirrahmanirrahim Halo teman-teman, lama banget vakum dari blog, ini gue mau lanjutin cerita KKN gue. Gue kan ikut periode KKN yang ke 2, antara semester 6 dan 7, akhir Juni sampai awal Agustus 2018, dan ini gue ngetik cerita KKN pas akhir Desember 2018 sampai Januari 2019. Jadi ya maklum ya kalau beberapa udah agak lupa, karena peristiwanya udah lewat sekitar 5 bulan lalu. OK, dari pada gue kebanyakan cuap-cuap, mending gue langsung cerita aja nih ya. Tapi sebelumnya teman-teman udah baca tulisan gue yang sebelum-sebelumnya kan? Cerita KKN dari part 1-3? Kalau belum, silahkan dibaca dulu sebelum baca cerita gue yang ini, karena cerita ini sambungan dari blog-blog sebelumnya. Oh ya, di sini, gue ga bakalan cerita full semua dinamika yang terjadi saat hari H KKN. Karena kalau diceritain semuanya pasti bakalan banyak banget dan kalian juga mungkin bakal capek dan bosen bacanya. Ya kali gue masa mau cerita gimana gue nyetrika, gimana gue nyuci, gimana gue jemur pakaian -___-

Hati yang Terbolak-Balik Menuju Keberangkatan (cerita KKN part 2)

Bismillahirrahmanirrahim Insyaallah kali ini gue coba lanjutin nulis blog lagi setelah sekian lama. Temen-temen mungkin udah pada baca blog gue yang sebelumnya yang judulnya “Skenario Allah Jauh Lebih Indah dari yang Kami Bayangkan” yang di- publish bulan April. Kalo belum baca, silahkan baca itu dulu aja karena satu rangkaian dengan blog KKN ini. Mohon maap ya kalau di blog ini ceritanya kurang lengkap atau alurnya lompat-lompat soalnya gue nulis ini lebih dari sebulan setelah pulang KKN, jadi agak lupa-lupa cerita lengkapnya, nanti komen aja di bawah kalau ada yang kurang tepat ceritanya, hehe.. Tim KKN kami bondingnya ga pake makrab, cuma jalan-jalan ke Kaliurang sambil main game Perkenalan  Selamat membaca jual baju bekas di sunmor Selama persiapan KKN gue masuk di divisi Danus (Dana Usaha) yang kerjaannya nyari duit lewat dagangan, bareng anak-anak lain (Ammar, Ayang, Rangga, Hana, Kas, Resti & Putri) yang dikoordinir oleh kapten Wafalur. Kerjaan divisi Danus

Yang Pertama dan Selalu Bersama (Season 2)

Sebelum ini, gua udah pernah nulis cerita dengan judul ini dan kali ini gua bakal menceritakan hal serupa tapi tak sama. Apa hayoo? pake baju mirip warnanya tanpa janjian Seputar pertemanan juga, tapi di tempat yang berbeda. Kalo sebelumnya gua cerita waktu SMA, kali ini di tempat perkuliahan. Waktu awal gua masuk perkuliahan, ada ospek kan, dan di ospek ini peralatan yang harus disiapin cukup banyak, termasuk caping. Waktu itu gua berniat untuk titip orang aja beli capingnya, gua ga pernah beli gituan. So, gua tanyalah di grup line angkatan gua waktu awal-awal sebelum ospek. Gua mau titip beliin caping. Ada satu orang yang bersedia dititipin di grup itu, namanya Ahda. Gua akhirnya PM-an sama dia kan buat nitip caping, kapan dibawanya, berapa harganya, dll. Kami awal ketemu pas foto angkatan buat tugas ospek fakultas. Di sana, dia agak kaget pas tau gue cewek. Sebenernya diawal-awal gua masuk ke grup kuliah juga gua udah sering disangka cowok, tapi abis itu gua bilang ke mereka kalo gu