Langsung ke konten utama

Liburan Berkedok KKN (Cerita KKN Part 4/D-day)


Bismillahirrahmanirrahim

Halo teman-teman, lama banget vakum dari blog, ini gue mau lanjutin cerita KKN gue. Gue kan ikut periode KKN yang ke 2, antara semester 6 dan 7, akhir Juni sampai awal Agustus 2018, dan ini gue ngetik cerita KKN pas akhir Desember 2018 sampai Januari 2019. Jadi ya maklum ya kalau beberapa udah agak lupa, karena peristiwanya udah lewat sekitar 5 bulan lalu.
OK, dari pada gue kebanyakan cuap-cuap, mending gue langsung cerita aja nih ya. Tapi sebelumnya teman-teman udah baca tulisan gue yang sebelum-sebelumnya kan? Cerita KKN dari part 1-3? Kalau belum, silahkan dibaca dulu sebelum baca cerita gue yang ini, karena cerita ini sambungan dari blog-blog sebelumnya. Oh ya, di sini, gue ga bakalan cerita full semua dinamika yang terjadi saat hari H KKN. Karena kalau diceritain semuanya pasti bakalan banyak banget dan kalian juga mungkin bakal capek dan bosen bacanya. Ya kali gue masa mau cerita gimana gue nyetrika, gimana gue nyuci, gimana gue jemur pakaian -___- boring banget weh. Jadi gue cuma cerita beberapa pengalaman tak terlupakan dari kegiatan KKN gue. Tapi kalau kalian mau tanya hal-hal yang ga gue jelaskan di sini juga boleh banget tanya di kolom komentar blog ini atau hubungi kontak gue (bagi yang punya).

selfie bareng krucil Muara Tetap
Di blog sebelumnya gue udah cerita sampai hari awal-awal kelompok KKN gue tinggal di desa Muara Tetap kan ya? Yup, di sana Alhamdulillah warganya ramah-ramah, baik banget, dari semua kalangan usia, laki atau perempuan semuanya baik. Banyak warga yang dateng ngunjungin kami di hari pertama kami datang. Anak-anaknya juga rame banget.


Beres-beres Pondokan
awal datang di pondokan
Hari pertama kami sampai di pondokan itu kami langsung beres-beres rumah. Karena rumah itu lama ga dipakai, jadi ada beberapa hal yang harus kami perbaiki, seperti kamar mandi, kamar tidur, dan lain-lain. Baru sehari di sana kami udah banyak dibantu warga sekitar pondokan kami. Kami dipinjemin selang air buat di kamar mandi, gas, galon, bantal, tikar, pokoknya banyak banget deh. Masyaallah, gue terharu banget karena belum sehari kami menetap di sana udah banyak banget dibantu mereka. Malamnya, ibu-ibu banyak yang datang ke pondokan kami, kenalan, sama anak-anak juga. Awal ketemu, anak-anak sana keliatan malu-malu banget, pada diem, kalo ditanya paling cuma jawab pake senyuman, haha. Tapi lama-lama jangan ditanya lah ya, pasti bakal langsung keluar semua jiwa kekanak-kanakannya sampai kami capek sendiri ngeladeninnya.
sumur di pondokan

Kas ngajak anak-anak belajar sejarah

Pesta Pernikahan
Suatu hari, kami dapet undangan pesta pernikahan warga Muara Tetap. Dari beberapa hari sebelum keberangkatan, pak kades emang udah ngasih tau kalau di sana bakal ada pesta (warga sana biasa menyebut acara pernikahan dengan kata “pesta”). So, kami satu sub unit (bersepuluh) hadir di pesta pernikahan warga yang rumahnya lumayan dekat pondokan kami itu. ternyata pemuda/i sana kalau datang pesta pernikahan biasa bawa kado yang bisa dibeli di warung-warung pinggir jalan. Kado itu biasanya berisi alat makan seperti gelas, atau wadah makanan dengan kisaran harga yang bermacam-macam, ya sekitar 20ribuan mah ada. Kami datang waktu acara ijab qabul di siang hari dan waktu acara pemuda/i di malam hari. Untuk acara malam hari, kami hadir setelah waktu isya. Yang cewek kan sholat di pondokan jadi bisa langsung siap-siap sedangkan yang cowok sholat di masjid yang lokasinya emang cukup jauh dari pondokan, jadi kami harus nunggu mereka pulang dulu biar bisa berangkat bareng-bareng. Tapi saat itu mereka lama banget pulangnya, ga ada yang bisa dihubungi juga hpnya. Udah kezel tuh lama nungguin mereka. Akhirnya kami berangkat duluan. Beberapa lama setelah kami sampai, mereka baru datang, dan bener aja ternyata mereka tadi abis main ke rumah warga dulu, ga langsung pulang, pantes lama ya. Pas malam itu, kami diminta nyanyi di panggung. Kami benar-benar ga punya persiapan mau nyanyi apa, akhirnya kami asal pilih lagu. Kami nyanyi dua lagu: Terima Kasih Cinta (dari Afgan) dan Sayang (dari Via Vallen). LOL banget cuy, nyanyi di panggung tapi ga hafal lagunya haha. Jadi pada pegang hp buat liat liriknya.
Kami ga cuma satu kali diundang diacara pesta pernikahan. Kali kedua kami diundang dipestanya Bang Dovi, salah seorang pemuda sana. Kali kedua ini, kami diminta nyanyi juga di depan para undangan. Tapi, kali ini yang  nyanyi ga semua dari kami. Cuma Fajar sama Wafa doang, hehehe. Fajar di sini jadi MC juga sama Bang Iyan (salah seorang pemuda Muara Tetap). Si Fajar kocak banget jadi MC, karena dia bukan warga local sana, jadi dia cuma cengar-cengir aja kalau Bang Iyan lagi ngomong pakai Bahasa Kaur, wkwkwk, mantap lu, Jar.

Pasar “Pekan”
Di desa sebelah ada semacam pasar setiap Jumat pagi, biasanya disebut “pekan”. Di pekan, kami bisa beli berbagai macam keperluan seperti pakaian, bahan makanan, jajanan, lauk-pauk, buah-buahan, sampai anak ayam yang masih hidup juga dijual di sini wkwkwk. Kami diajak anak-anak sekitar pondokan yang saat itu lagi libur sekolah untuk pergi ke pekan bersama-sama. Lumayan, jadi bisa jajan banyak. Haha, maklumlah, di Jogja kan bisa jajan apapun, kapanpun, di manapun. Lah kalo di sana jarang-jarang nemuin jajanan bervarian, paling cuma makanan ringan di warung-warung aja. Siang harinya kami membuat jemuran baju di sebelah rumah. Sebenernya udah ada jemuran di halaman belakang rumah, tapi ga cukup menampung jemuran 10 orang :’) hiks hiks. Kami bikin jemuran dibantu bapak-bapak sekitar pondokan. Baik banget ya, masyaallah.
Bikin jemuran di samping pondokan
Pekan
Pondokan kami lokasinya ga langsung dipinggir jalan raya, pondokan kami masuk ke gang. Ada dua rumah di belakang pondokan kami, setelah itu ada muara, dan yup, ada laut. Tapi kalau mau ke laut kami harus pakai rakit dulu untuk melewati muara sungai. Ada satu kejadian yang bikin gue kesel nih. Suatu waktu, si Ukad sama Fajar main ke pantai belakang rumah tanpa bilang-bilang, ih gue kan pengen banget ya :’( sedih nih, mereka main berdua aja sama bapak sebelah pondokan dan anak-anak, pakai rakit.

Durian
Oh iya, waktu kami mau pindah dari pondokan Cucupan ke Muara Tetap, Ika sempet diajak jalan sama saudaranya dan dikasih durian. So, anak-anak di pondokan Muara Tetap siang itu pada semangat makan durian. Cuma gue sama Kas yang ga makan durian gara-gara ga doyan. Kami berdua mengurung diri di kamar karena ga tahan sama baunya juga haha.

TPA
Salah satu kegiatan kami selama KKN adalah bantu ngajar TPA (Taman Pendidikan Alquran). Lokasi TPA di sana dekat masjid. Anak-anaknya lumayan banyak bisa sampai 50 anak kalau hadir semua. Diajari oleh 3 pengajar (wah gue lupa nih nama-nama pengajarnya ada siapa aja, seinget gue sih ada Pak Sape’i, Ibunya Bang Memet, sama satu lagi ibu siapa gitu, maap ya karena sudah terlalu lama gue simpen dipikiran gue doang) hiks. TPA ini aktif setiap hari Senin sampai Jumat (kalau ga salah) dengan kegiatan yang kadang berbeda, misal di hari Kamis cuma bahas apa, Jumat bahas apa gitu. Senin sampe Rabu ngaji kaya biasa. Satu hal yang berkesan dari anak-anak di TPA ini adalah suara mereka itu bagus-bagus pas ngaji, tapi kurangnya itu di tajwidnya, banyak dari anak-anak ini belum paham mengenai ilmu tajwid yang benar jadi masih kurang sempurna bacaannya. Mungkin buat teman-teman yang akan berkunjung kesana bisa bantu anak-anak ini untuk menyempurnakan bacaan alqurannya. Biar makin top bacaannya dan bisa mencetak nissa sabyan-nissa sabyan produk Muara Tetap hehehe.

Pemberdayaan Pemuda
dikasih jajan dari Ronna
Bicara mengenai KKN, tentu ga lepas dari program-program yang dijalankan lah ya. Salah satu program gue adalah pemberdayaan pemuda. So, gue harus baik-baik sama pemuda sana biar program gue berjalan dengan lancar. Pondokan kami sering didatangi pemuda Muara Tetap. Pemuda sana usianya beragam ada yang dari usia SMA, mahasiswa, dan di atasnya. Awal banget pemuda yang main ke pondokan kami itu ada Bang Deki, Bang Bur, Anop, dan Tomi (anak Pak Kades). Berkat kenal sama para pemuda, kami diajak ke kegiatan-kegiatan mereka. Salah satunya yakni kegiatan kumpul di rumah seorang warga yang diadakan menjelang hari H pesta pernikahannya. Ada sebuah permainan yang disebut “lengkok” yang dimainkan pemuda-pemudi sana. Permainan ini adalah permainan meng-oper kain selendang atau bisa pakai kain jilbab juga dari pemuda ke pemudi dan seterunya diiringi musik. Saat musiknya berhenti, orang terakhir yang memegang kain itu harus maju. Karena kainnya ada 2, jadi otomatis yang maju juga dua orang, satu cewek dan satu cowok. Waktu itu banyak dari kami (anak KKN) yang dapet giliran maju dan dikasih challenge ala-ala gitu, haha. Gue waktu itu maju bareng Ivan (anak SMA kelas 3), challenge (atau mungkin lebih tepat disebut hukuman) yang didapat yaitu: si cowok ngajakin cewek buat hang out bareng (gue lupa lebih tepatnya apa, tapi simple-nya gitu sih bahasanya). Hahaha. Apaan banget lah ya, gue dirayu bocah. Si Ivan bilang gini “dek, besok kamu ada waktu luang ngga?” gue langsung refleks bilang “kok dek?” gue kan lebih tua dari Ivan, wkwkwkwk. Ya intinya gitu sih, kebayang kan hukuman-hukumannya kaya gimana? Haha. Emang agak nirfaedah, cuma buat seneng-seneng aja. Positifnya, para pemuda sana jadi punya agenda buat merekatkan tali persaudaraan mereka, dan bisa saling bahu membahu membantu acara warga.

pemuda main ke pondokan
Ada juga program lain yang melibatkan pemuda desa, kaya acara Tabligh Akbar di Masjid. Untuk melaksanakan acara ini, kami butuh koordinasi dengan remaja masjid sana. Kami beberapa kali melaksanakan rapat persiapan Tabligh Akbar. Menurut gue persiapan Tabligh Akbar ini cukup memakan tenaga, waktu, dan biaya. Bahkan kami sampai mengadakan penggalangan dana ke banyak pihak, baik dari warga setempat, pengunjung pasar Jum’at pagi (pekan), bahkan sampai pihak kedinasan Kabupaten Kaur. Pokoknya mantep banget deh udah kaya mau ngadain event di kampus. Buat temen-temen yang baru mau KKN, ada satu pesan dari kegiatan ini adalah jangan terlalu memaksakan acara di desa seideal acara-acara yang pernah kalian lakukan di kampus karena itu bakalan susah banget. Yang jadi target utama dalam mengadakan acara di desa itu bukan kerennya acara. Kalau di desa, yang penting acara itu terlaksana aja sudah sangat Alhamdulillah :’) tantangannya itu ada di kreatvitas kita dalam melakukan persiapan dengan sumber daya yang minim (baik dari dana, fasilitas, tenaga, dan waktu).
pemuda main pes di pondokan
Setelah beberapa kali kami mengadakan kegiatan bersama pemuda, para pemuda jadi sering main ke pondokan kami. Entah untuk rapat koordinasi, sekedar ngobrol, atau main pes. Tak tanggung-tanggung, mereka kalau main ke pondokan biasanya malam hari dan bisa sampai tengah malam, bahkan lebih. Apalagi kalau lagi main pes di depan pondokan, ga kerasa tuh udah dini hari.

Pesta Perdamaian
Selain acara yang tadi gue ceritain, di sana juga sempat diadakan “pesta perdamaian” untuk para pemuda Muara Tetap dan pemuda dari suatu desa yang pernah berseteru dengan pemuda Muara Tetap. Di sana isinya petuah-petuah dari aparat dan tokoh masyarakat setempat dan ya.. ada nyanyi-nyanyi juga. Karaokean dan joget-joget kaya di pesta.
Kalau itu kan acaranya buat pemuda ya, jadi cuma cowok-cowok doang yang dateng. Cewek-cewek KKN stay di pondokan aja. Banyak banget hal yang bisa kami lakukan di tempat KKN. Ga mesti pergi jauh-jauh keluar pondokan. Di pondokan aja kami bisa ngelakuin banyak hal. Salah satunya, dengan banyaknya anak-anak yang datang ke pondokan tiap hari, kami harus memutar otak bagaimana caranya agar kehadiran mereka di pondokan kami tidak sia-sia. Kami berusaha mengadakan beberapa kegiatan positif yang dapat mengisi waktu luang mereka. Ada si Ukad yang pernah ngajarin anak-anak mewarnai gambar hewan-hewan ternak, ada si Hana yang ngajarin anak-anak belajar matematika, ada yang ngajarin cara pakai laptop, ada yang ngajarin ngaji, ada yang ngajarin origami, dan lain-lain. Hal-hal sesederhana itu bisa bermanfaat buat anak-anak dan bermanfaat buat kami juga (karena bisa masuk ke jam program kerja hehehe) selain itu kami juga belajar mengasah kreativitas kami untuk meladeni anak-anak yang tiada henti mengunjungi pondokan kami.

Loka Karya
Sebelum menjalankan banyak program yang telah kami rencanakan, kami tentu mengadakan sosialisasi terlebih dahulu. Sosialisasi ini kami sebut dengan acara “loka karya”. Acara ini kami lakukan di masjid desa dengan mengundang wagra desa dari seluruh kalangan usia untuk hadir menyimak penjelasan kami. Karena gue di sana menjabat sebagai kormasit (alias ketuanya anak-anak subunit gue di Muara Tetap) so, gue yang ngomong menjelaskan seluruh program yang kami canangkan di depan para tamu undangan. Kalau ngomong di depan mahasiswa udah biasa lah ya, lah ini, di depan para warga desa yang kami belum tau kebudayaannya gimana, belum paham latar belakang pendidikannya seperti apa, hmm sangat menantang gengs. Belajar public speaking, siapa tau gue jadi kepala desa, ye ga? Haha. Yang lebih menantang lagi adalah kami harus bisa meyakinkan para warga akan program-program yang hendak kami jalankan ini. Karena ga mudah loh mengubah pola pikir warga desa terutama yang jarang menghadapi perubahan. Alhamdulillah acara ini berjalan lancar.

Silaturrahim dengan warga
Selama kami KKN, tentu kami banyak dibantu oleh para warga setempat dari berbagai kalangan. Terutama para tokoh masyarakat seperti Pak Mardi (kepala desa), Abah Nata, Pak Tasman, Pak imam masjid, Pak Soleh, Pak Syarkawi, Pak Sape’i, dan masih banyak lagi. Mereka begitu senang membantu dan membersamai kami dalam melaksanakan program-program kami di sana. Sudah seperti keluarga sendiri.
siap untuk sensus penduduk
Salah satu program KKN kami yaitu pengadaan sensus penduduk. Kami yang berjumlah 10 orang ini dibagi ke dalam 5 tim, yup, masing-masing tim terdiri dari dua orang. Dalam waktu beberapa hari, kami mendatangi rumah-rumah warga satu desa untuk mendata beberapa hal keperluan sesnus penduduk. Warga sana baik-baik, kalau kami datang ke rumahnya untuk melakukan sensus, disambut dengan ramah, bahkan ada yang sampai menyuguhkan makanan atau minuman. Hmm berkah silaturrahim memang. Sensus penduduk ini selain dilakukan sebagai salah satu program kerja kami, juga dilakukan sebagai sarana kami mengenalkan diri ke warga sehingga tidak ada yang tidak tau bahwa di Desa Muara Tetap sedang ada anak-anak KKN UGM.
Berkah silaturrahim lagi adalah saat ada tetangga pondokan yang pindah rumah, kami diundang diacara syukurannya. Kami bisa ikut makan-makan deh. Hehehehe. Iya, waktu itu tetangga sekitar depan pondokan pindah rumah ke desa sebelah (ya meskipun jaraknya ga jauh) anak-anak KKN bantu pindah-pindahin barang dan bantu masak-masak saat syukuran (meskipun gue ga ikut, gegara jagain pondokan).
Program KKN kami cukup banyak, satu subunit saja bisa punya program sebanyak 70-80. Diantara program-program itu ada yang dikerjakan oleh banyak orang, ada yang tidak memerlukan banyak orang. Gue beberapa kali nemenin temen-temen menjalankan program mereka, begitupun sebaliknya. Diantara program-program itu pasti ada yang seru ada yang biasa aja, hehehehe. Salah satu program yang seru itu saat susur desa. Kami diajak pak kades dan warga lain untuk menelusuri desa. Di sana ada sebuah air terjun yang lokasinya cukup jauh dari pemukiman yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena kondisinya kaya hutan. Pemandangannya cukup bagus meskipun saat itu air terjunnya ga terlalu deras.

Pemda Kaur
Dengan adanya KKN ini, kami jadi tau kalau di tiap kabupaten/kota itu pasti punya dinas-dinas yang menunjang pemerintahan kabupaten/kota, tak terkecuali di Kaur ini. Saat penggalangan dana untuk agenda Tabligh Akbar, kami mendatangi banyak kedinasan di sana. Kami jadi tau banyak hal tentang Kaur berkat obrolan kami dengan pihak-pihak kedinasan yang kami datangi. Rasanya seru banget mendengarkan cerita para kepala dinas. Membuat gue bertanya lagi ke diri gue “udah sejauh mana kontribusi lu untuk negeri ini?”.
Saat kami KKN, bertepatan dengan hari keluarga nasional (harganas). Pemda Kaur mengadakan acara yang cukup meriah di lapangan merdeka. Ada festival sate gurita yang membuat rekor baru, 1000 tusuk sate gurita. Yup, di sana tersedia banyak sekali sate gurita yang dibuat dari masing-masing kontingen kecamatan yang ada di Kaur yang kemudian dilombakan. Ada panggung gembira juga sebagai bentuk perayaan harganas. Selain itu, banyak stand yang tersedia di sana, mulai dari produk khas Kaur hingga stand milik pemda. Gue nemenin Ika beli kopi khas Kaur. Saat beli kopi, kami diajak untuk foto bersama (mungkin karena mereka ngeliat kami pakai atribut UGM jadi diminta foto bareng hehehe). Setelah selesai agenda, para warga yang hadir di acara harganas berbondong-bondong mengambil sate-sate gurita yang terpajang sepanjang lapangan merdeka. Waktu itu gue cuma nyicipin setengah tusuk sate (satu tusuk berdua) hiks hiks ga kedapetan banyak. Temen-temen KKN gue juga ga banyak dapetnya, yang penting ngerasain lah ya. Ga beda jauh sama sate ayam maupun sate kambing, bedanya di tekstur gurita yang kenyal-kenyal gimana gitu.

Nobar piala dunia
Salah satu agenda pemberdayaan pemuda yang gue lakukan di sana adalah nonton bareng final piala dunia karena saat kami KKN emang lagi ada piala dunia. Kami mengadakan nobar dua hari di samping warung Bang Memet. Pinjam LCD di SD Kaur biar nontonnya makin mantap. Sebenarnya di sana sudah sering nobar piala dunia tapi nontonnya dari televisi. Karena kami pengen acara nobar ini makin meriah, kami ngadain nobar pake LCD deh yang dipantulkan ke tembok warung. Lokasi warung Bang Memet dipinggir jalan raya jadi kalau ada orang lewat di jalan bisa langsung mampir buat nobar. Ga cuma warga Muara Tetap yang ikut nobar, warga desa lain juga banyak yang ikutan. Ya sudah bisa ditebak sih yang nonton ini kalangan kaum adam, alias bapak-bapak dan pemuda. Yang ceweknya cuma dari anak KKN. Sambil ngadain nobar, kami juga sambil coba nyari dana buat program kami. Kami bikin kotak infaq sama ngadain jualan pop mie dan kopi buat yang nobar ini.

KKN Unib
Di musim liburan ini, ternyata ga cuma UGM yang ngadain KKN di Kaur. Ada mahasiswa dari kampus lain juga yang lagi KKN di desa sebelah. Dari kampus UNIB (Universitas Bengkulu) yang KKN di Desa Sinarpagi. Awal kami tau ada mereka yakni saat Fajar datang takziyah ke warga Sinarpagi yang wafat saat itu, yup, keluarga Bang Ijal, supir bus yang udah antar kami dari Bandara Fatmawari ke Kaur. Fajar kenalan sama anak-anak KKN Unib dan mengajak mereka untuk main ke pondokan kami. Beberapa hari setelah itu 3 orang dari KKN Unib datang main ke pondokan kami. Saat itu pondokan kami lagi ramai pemuda pada main mau rapat. Tapi rapatnya kami pending karena menerima tamu dari Unib dulu. Kami sharing informasi mengenai kebijakan KKN di kampus kami masing-masing.

Jumat bersih
program bersih-bersih masuk koran Kaur
Salah satu kebiasaan yang kurang baik dari warga sana adalah kebiasaan membuang sampah di sungai. Yup, karena desa ini memiliki sungai yang mengalir disekitar pemukiman, ini menjadi lahan untuk tempat membuang sampah para warga. Sayang sekali, desa ini yang memiliki muara sungai seharusnya bisa dijaga dan dipelihara dengan baik untuk dinikmati bersama, malah dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. Jadi, kami memiliki program bersih-bersih desa yang dilakukan setiap hari Jumat pagi. Kenapa hari Jum’at? Karena mayoritas warga sana adalah petani dan mereka biasanya meliburkan diri dari pekerjaannya setiap hari Jumat. Kami mengajak para bapak dan pemuda desa untuk melakukan gotong-royong bersih-bersih sambil ditemani babinsa. Kami menyediakan air mineral dan beberapa makanan kecil seperti biskuit dan gorengan untuk cemilan saat istirahat dari bersih-bersih. Kan enak dilihatnya kalau desa jadi bersih. Pada saat kami akan melakukan kerja bakti bersih-bersih yang pertama kali, kami keliling desa sambil membawa pengeras suara (TOA) untuk mengajak para warga berkumpul di lapangan voli dekat masjid desa. Kami juga membawa beberapa alat kebersihan seperti sapu lidi, cangkul, dan gerobak roda satu (gue ga tau namanya apa wkwk). Dari satu Jumat ke Jumat lain, kami melakukan bersih-bersih dititik lokasi yang berbeda-beda. Ngga langsung satu hari satu desa penuh kami bersihkan, capek banget lah ya kalau langsung satu desa.
foto bersama setelah kerja bakti

Pembuatan nugget
Program lain yang kami lakukan adalah pembuatan nugget ikan dan nugget ayam. Program ini punya teman-teman dari kluster agro. Program ini diselenggarakan untuk ibu-ibu Muara Tetap. Kami melakukannya di rumah Pak kades karena fasilitas untuk memasaknya cukup lengkap dan lokasinya cukup luas. Gue sempet kaget sih sama ibu-ibu yang hadir di sana pas ditanya pernah makan nugget apa belum, mereka pada jawab “belum pernah” hmm Alhamdulillah ada program ini, jadi ibu-ibu Muara Tetap bisa nyobain nugget itu seperti apa dan langsung nyobainnya bikinan sendiri. Gue masih inget, nugget yang udah dibikin ini yang masih sisa dan dibawa ke pondokan tinggal nugget ikan. Dan nugget ikannya ini agak asin :’) wkwk sepertinya ini Ukad, Belta, dan Yura kebelet nikah apa gimana? Hehehe. Tapi sebenarnya enak cuma agak asin aja. Alhamdulillah ibu-ibu pada ga protes ya (mungkin karena mereka belum tau juga rasanya nugget yang bener itu kaya gimana wkwkwk).

Kegiatan di Sekolah
training motivasi di SMPN 8 Kaur
Program yang dilakukan saat KKN itu macam-macam. Ada yang dilakukan cuma di subunitnya, ada yang dilakukan dalam lingkup besar/seunit (atau program utama). Salah satu program utama kami adalah pengadaan kelas inspirasi. Yup, ini kaya pemberian motivasi ke anak-anak SMA agar mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan tentunya kami melakukan promosi UGM :v haha. Kami melakukan program ini di SMAN 3 Kaur. Lokasinya cukup jauh dari desa yang kami tempati jadi kami harus pinjam kendaraan terlebih dahulu. Program ini dilakukan oleh satu unit (di kelompok gue ada 3 subunit, jadi masing-masing subunit mengirimkan perwakilan). Subunit gue lengkap ikut semua, pinjam mobil warga hehehe sedangkan dari subunit lain cuma perwakilan dan mereka pinjam motor warga sekitar pondokan masing-masing. Setelah selesai program, subunit gue langsung cus jalan-jalan mumpung pakai mobil. Kami main ke Pantai Linau. Di sana kami makan-makan :v kami beli ikan bakar yang satu porsinya cukup untuk dua orang (sebenarnya bisa lebih sih). Sambil makan, sambil menikmati pemandangan pantai yang bagus banget. Pasir putih, air terlihat berwarna biru bersih, ditambah langit yang cerah. Ini baru namanya liburan berkedok KKN hehehe.
Selain di SMA, ada juga kegiatan lain yang kami lakukan di sekolah lain. Gue, Fajar, Kas, dan Rangga ngadain training motivasi di SMPN 8 Kaur. Kami diminta Pak Tasman selaku guru di sana, untuk memberikan motivasi kepada siswa-siswi agar lebih bersemangat dalam belajar. Selain motivasi, kami juga ngasih penyuluhan mitigasi bencana ke mereka.
sosialisasi anti rokok dengan bermodalkan gambar efek merokok pada tubuh
saat itu suara gue lagi serak (hampir 2 minggu saat KKN gue pilek)
Kalau di SD ada program ngga? Tentu ada dong. Kami melakukan beberapa program di SD. Gue ikutnya di SD yang deket Muara Tetap aja (SDN 13 dan SDN 79 Kaur). Kami beberapa kali datang ke SD untuk melakukan berbagai kegiatan. Ada kegiatan ngajar biasa, menggantikan guru untuk mengajar murid-muridnya (karena saat itu baru pekan pertama masuk sekolah, jadi kelas kadang kosong), pernah juga ngadain penyuluhan anti rokok, penyuluhan cuci tangan, dan membuat celengan dari bahan sederhana.
kelas 2 SDN 79 Kaur selesai kelas menggambar
Gue sama Kas ngajar di SDN 79, di kelas 2. Karena kami bingung mau ngapain, dan ini kelas 2 yang mana anak-anaknya masih piyik (alias masih bocah banget) jadi kami menentukan untuk melakukan kegiatan menggambar. Mereka kami minta untuk menggambar apapun yang mereka mau terus buku gambarnya dikumpulkan untuk kami berikan nilai. Di lain hari, gue ngadain penyuluhan anti rokok ke kelas 4, 5, dan 6 bareng Putri dan Yuyun. Putri dan Yuyun mengadakan penyuluhan cara cuci tangan yang benar. Ada prakteknya loh, anak-anak diminta memeragakan cara cuci tangan dengan benar pakai cairan antiseptic. Pas kami nuangin cairannya, anak-anak langsung riuh rebutan minta dikasih duluan, haha rame banget deh pokoknya.

kelas 4 SDN 13 Kaur
Kalau di SDN 13 kami ngadain program ngajar juga. Gue sama Kas ngajar Bahasa Inggris di kelas 4. Kami mencoba mengajak siswa belajar memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Inggris. Banyak yang belum bisa mempraktekkannya. Mungkin Bahasa Inggris yang mereka pelajari belum sampai tahap perkenalan diri. Saat mereka maju satu-satu mempraktekkan di depan kelas, banyak dari mereka yang terlihat kurang percaya diri. Mereka membaca teks di buku yang posisinya menutup wajah mereka. Selain mengajar, kami juga melakukan kelas kreatif yakni membuat celengan dari gelas air mineral yang dihias dengan kertas origami. Anak-anak serius banget bikinnya. Seneng deh ngeliat mereka bisa mengasah kreativitasnya.
foto bareng abis bikin celengan

Senam Sehat
Kalau tiap Jumat pagi kami mengadakan gotong royong bersih-bersih, tiap Minggu pagi kami juga mengadakan program rutin. Dari cluster medika mengadakan senam sehat untuk seluruh warga Muara Tetap baik dari usia anak-anak hingga orang tua. Setelah senam, ada cek kesehatan gratis (cek tensi dan asam urat) untuk para warga. Warga yang berpartisipasi cukup banyak. Kami mengadakan senam di halaman rumah Pak Syaiful, lokasinya di samping jalan raya, jadi cukup strategis untuk mengundang banyak warga datang mengikuti senam pagi. Senam diadakan dari jam 6 pagi sampai selesai. Kami meminjam sound portable milik Pak kades biar senamnya makin joss pakai pengeras suara. Beberapa dari kami bergantian memimpin senam (biasanya cowok sih yang mimpin) ya meskipun mimpinnya sambil nonton laptop di depan. Dari cluster agro, ada program bagi-bagi susu ke anak-anak yang ikut senam pagi. Yup bisa ditebak gimana ramainya anak-anak saat pembagian susu gratis. Oh ya, pernah juga Pak Syaiful bagi-bagi bubur kacang ijo ke warga yang ikut senam, gue seneng banget tuh. Buburnya enak (emang makanan favorit gue tuh hehehe).

Perlombaan dan Tabligh Akbar
Kami mengadakan beberapa perlombaan untuk anak-anak dan pemuda Muara Tetap. Lomba untuk pemuda ada lomba voli karena pemuda sana suka bermain bola voli sedangkan lomba untuk anak-anak cukup banyak cabangnya, ada lomba tarik tambang, lomba tilawah, lomba adzan, lomba sholat, lomba cerdas tepat/cerdas cermat, dan lomba peragaan busana muslim. Lomba-lomba ini diadakan untuk meningkatkan semangat para warga agar bisa menjadi lebih baik. Pengumuman lomba-lomba ini diadakan saat acara Tabligh Akbar di Masjid desa. Kami berharap dengan adanya acara ini dapat menyemarakkan masjid desa yang sering sepi dari jamaah. Para pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa tropi.

lomba adzan
latihan rebana di masjid
tampil rebana nih ihiy
geng rebana ciwi-ciwi Muara Tetap
lomba sholat
Nah, tropi ini tidak mudah didapatkan. Perlu usaha nyari sampai ke kota sebelah. Fajar sama Ukad ke Manna untuk mencari tropi yang berkualitas bagus dengan harga yang bersahabat. Di sana cari yang kaya gitu ga semudah nyari di Jogja ya yang apa-apa ada. Alhamdulillah dapet yang cukup pas.
lomba tilawah
Tabligh Akbar ini merupakan program besar yang diadakan di subunit kami. Butuh banyak persiapan yang kami lakukan. Salah satunya yakni persiapan untuk menampilkan hiburan berupa rebana dan yang tampil adalah para cewek, baik dari anak KKN maupun dari pemudi sana. Gue dipaksa ikut nih, dan you know.. gue jadi penyanyinya wkwkwk mimpi apa gue nyanyi qasidahan, untung ini di tempat KKN ya, gue muka badak (udah ga punya malu). Kami bawain lagu “Bumi Matahari”. Itu latihannya cuma satu malam lhoo haha. Pas hari H anak-anak pada ngambek ga mau maju gara-gara gue telat dateng hehehe maap ya teman-teman dan adik-adik. Untungnya pas dipanggil MC (bang Iyan) mereka mau pada maju, fiuh. Acara Tabligh Akbar ini isinya selain hiburan rebana, ada sambutan, ceramah dari ustadz, sosialisasi dari kepala bagian kesejahteraan rakyat, pemberian hadiah untuk para imam yang hadir di sana, dan pengumuman juara lomba. Banyak banget warga yang hadir baik dari Desa Muara Tetap maupun dari luar desa sampai-sampai konsumsinya ludes. Konsumsi yang dibagikan merupakan hasil buatan anak-anak KKN bareng ibu-ibu (dalam rangka penghematan, hehehe). Btw kami punya after movie lomba anak-anak di sana, ini linknya kalau mau nonton https://youtu.be/EvqumbKgEbQ
lomba peragaan busana muslim
lomba cerdas cermat
belnya pakai piring yang diketok-ketok pakai sendok
foto bersama bapak-bapak pengisi Tabligh Akbar

Didatangi Dosen
foto bareng korwil di depan pondokan Cucupan
Tiap tim KKN pasti punya DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) kan ya? Nah DPL kami, Pak Teguh, mendampingi kami pada saat pertama kali tiba di lokasi dan menjenguk kami saat pertengahan waktu KKN. Ada juga dosen dari Korwil (koordinator wilayah) yang datang mengunjungi kami untuk memonitor kegiatan kami selama ini. Untuk tim kami, korwil hanya mendatangi satu pondokan saja, yakni di Cucupan. Banyaknya isu yang mengatakan bahwa korwil akan memeriksa dengan detail setiap perangkat KKN itu sempat membuat kami waswas jika sewaktu-waktu didatangi korwil. Tapi nyatanya korwil yang mendatangi kami orangnya baik dan ramah. Beliau mengingatkan dengan sopan tanpa menyalahkan. Jadi, kabar miring itu cuma hoax ya teman-teman.


Menjelang Akhir KKN
Fajar ditilang gegara ga pake helm
Mungkin buat temen-temen yang punya kekhawatiran bakal ga betah di tempat KKN bisa pelan-pelan menepis perasaan itu. Kenapa? Karena ke-ngga betahan kita itu mungkin cuma dirasakan pas diawal-awal datang di lokasi KKN. Pas udah melewati satu pekan, dua pekan, dan seterusnya kita bakalan betah kok. Malah ga nyangka pas hampir di hari akhir “kok udah mau pulang aja ya, perasaan baru pekan lalu nyampe sini”. Awalnya kami bingung banget mau ngadain program apa, gimana caranya, minta bantuan ke siapa, dll. Tapi karena kami kelamaan bingung, kami jadi agak menyia-nyiakan waktu diawal kedatangan dan harus terengah-engah menyelesaikan program yang belum selesai hingga pekan akhir.
foto bareng ibu-ibu dekat pondokan
warga bikin gelamai
bakar ikan di belakang pondokan
malam perpisahan ngasih kenang-kenangan ke pak kades
tim futsal MT
nonton takraw di desa sebelah
Banyak banget pelajaran berharga dari orang-orang berharga yang gue dapetin selama KKN. Terima kasih banyak warga Muara Tetap, terima kasih banyak warga Kaur, terima kasih banyak Bengkulu, terima kasih banyak teman-teman KKN UGM BE-003 terutama subunit Muara Tetap yang sangat-sangat gue cintai dan gue banggakan :’) gue sangat bersyukur di tempatkan di sana bersama kalian.Gue sempat menghimbau ke anggota subunit gue untuk fokus ngerjain program dulu, main-mainnya baru dipekan terakhir tuh dipuas-puasin. Kami sempat mengunjungi beberapa destinasi wisata di sana. Makan di bakso bengbeng bareng (gue suka mie ayamnya), ke pantai belakang pondokan (yang harus dilewati pakai rakit dulu buat nyebrangin muara), main sama Pak Topo ke Pantai Laguna, hadir di penutupan Sekunyit Cup, diajak makan sama Pak Topo di Bintuhan malem-malem yang pas pulang kami udah sekongkol bareng pemuda untuk ngerjain Rangga yang saat itu ulang tahun, bakar ikan di belakang pondokan bareng pemuda terus dimakan pas malemnya bareng-bareng dipondokan pakai daun pisang, main ke rumah Pak Saleh yang super duper cozy buat ngapa-ngapain (sayang banget baru main pas akhir-akhir KKN), nonton lomba olahraga (futsal, takraw, voli) di desa sebelah buat dukung pemuda Muara Tetap meskipun sempet ada kericuhan dari desa lain, ke Pantai Laguna lagi bareng Pak Kades, dan lainnya.




jalan ke Pantai Laguna bareng Pak Topo
Kami juga dibikinin oleh-oleh berupa makanan khas sana yang bernama “gelamai” oleh warga sekitar pondokan. Cara pembuatannya mirip kaya dodol dan rasanya juga mirip. Malam terakhir kami di Muara Tetap, kami mengadakan perpisahan. Ada panggung hiburannya buat para warga pada karaoke. Haru banget rasanya melakukan perpisahan dengan warga yang sudah kami anggap seperti keluarga sendiri.
Hari terakhir di sana, kami melakukan acara penarikan tim KKN UGM di pemda Kaur. Acara ini dihadiri oleh Bupati Kaur beserta jajarannya. Malam terakhir di Kaur, kami menginap di pondokan Cucupan. Abah Nata membantu kami dalam proses pemindahan barang. Banyak warga yang datang ke pondokan untuk mengucapkan salam perpisahan. Gue ngerasa sedih banget, sempet nangis juga pas malam terakhir itu. Sedih karena mau pisah sama orang-orang yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri dan ga tau bakal ketemu lagi apa ngga mengingat jarak kita yang cukup jauh, juga sedih karena gue merasa banyak sekali zalim ke temen-temen KKN gue.
warga MT ngasih kesan pesan saat malam perpisahan
makan di bakso bengbeng
OTW Muara Tetap
Oh ya, barang-barang kami yang dipondokan banyak yang kami tinggal di sana seperti Kasur, bantal, kipas angin, dll. Kami bagikan barang-barang itu ke warga sekitar pondokan sebagai kenang-kenangan dan ucapan terima kasih untuk kebaikan mereka selama kami KKN. Kami juga banyak yang ngasih kado ke anak-anak maupun pemuda/i sana sebagai kenang-kenangan. Sedih juga ngeliat warga pada nangis pas berpisah. Inilah kenapa gue ngga suka sama yang namanya perpisahan :’) gue ngerasa berat tiap kali harus melakukan ini.


acara penarikan di pemda

foto bareng Bu Mahani (ibu pondokan) dan dedek ganteng
malam terakhir di Muara Tetap menjelang pindah ke Cucupan
ke Pantai Laguna bareng Pak Kades


Pasca KKN kami, masih sering kumpul. Biasanya pas ngerayain milad anak-anak KKN. Kami juga punya grup WA bareng pemuda Muara Tetap. Baru-baru ini, Kiky, salah seorang warga Muara Tetap main ke Jogja. Saat dia pulang, kami menitipkan beberapa kotak bakpia untuk dibagikan ke warga Muara Tetap. Seneng banget pas ngeliat foto-foto mereka pada makan bakpia. Gue sangat berharap kami bisa main lagi ke Kaur suatu saat nanti.
Traktiran ultah fajar

Rangga sempro

Kumpul di basecamp (Gumil) 

Makan bakso klenger sebelum libur tahun baru


Kiky (warga MT) tahun baruan di jogja
makan soto bareng
rayain milad Wafa dan gue di SS pandega
bukber & takbiran idul adha sambil video call anak-anak MT

bikin dan makan sate di rumah Ika

responsi KKN kami cuma makan-makan di Pondok Cabe dong hihihi

keluarga cahaya, katanya

Ya, mungkin cuma segitu yang bisa gue ceritain ke kalian karena keterbatasan ingatan gue juga.  Sebenarnya masih banyak lagi cerita KKN versi lengkapnya tapi capek juga ngetik dan nyari dokumdokume yang pas. Silahkan kalau lu punya kritik/saran/komentar/pertanyaan seputar KKN gue.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hati yang Terbolak-Balik Menuju Keberangkatan (cerita KKN part 2)

Bismillahirrahmanirrahim Insyaallah kali ini gue coba lanjutin nulis blog lagi setelah sekian lama. Temen-temen mungkin udah pada baca blog gue yang sebelumnya yang judulnya “Skenario Allah Jauh Lebih Indah dari yang Kami Bayangkan” yang di- publish bulan April. Kalo belum baca, silahkan baca itu dulu aja karena satu rangkaian dengan blog KKN ini. Mohon maap ya kalau di blog ini ceritanya kurang lengkap atau alurnya lompat-lompat soalnya gue nulis ini lebih dari sebulan setelah pulang KKN, jadi agak lupa-lupa cerita lengkapnya, nanti komen aja di bawah kalau ada yang kurang tepat ceritanya, hehe.. Tim KKN kami bondingnya ga pake makrab, cuma jalan-jalan ke Kaliurang sambil main game Perkenalan  Selamat membaca jual baju bekas di sunmor Selama persiapan KKN gue masuk di divisi Danus (Dana Usaha) yang kerjaannya nyari duit lewat dagangan, bareng anak-anak lain (Ammar, Ayang, Rangga, Hana, Kas, Resti & Putri) yang dikoordinir oleh kapten Wafalur. Kerjaan divisi Danus

Yang Pertama dan Selalu Bersama (Season 2)

Sebelum ini, gua udah pernah nulis cerita dengan judul ini dan kali ini gua bakal menceritakan hal serupa tapi tak sama. Apa hayoo? pake baju mirip warnanya tanpa janjian Seputar pertemanan juga, tapi di tempat yang berbeda. Kalo sebelumnya gua cerita waktu SMA, kali ini di tempat perkuliahan. Waktu awal gua masuk perkuliahan, ada ospek kan, dan di ospek ini peralatan yang harus disiapin cukup banyak, termasuk caping. Waktu itu gua berniat untuk titip orang aja beli capingnya, gua ga pernah beli gituan. So, gua tanyalah di grup line angkatan gua waktu awal-awal sebelum ospek. Gua mau titip beliin caping. Ada satu orang yang bersedia dititipin di grup itu, namanya Ahda. Gua akhirnya PM-an sama dia kan buat nitip caping, kapan dibawanya, berapa harganya, dll. Kami awal ketemu pas foto angkatan buat tugas ospek fakultas. Di sana, dia agak kaget pas tau gue cewek. Sebenernya diawal-awal gua masuk ke grup kuliah juga gua udah sering disangka cowok, tapi abis itu gua bilang ke mereka kalo gu