Langsung ke konten utama

Hati yang Terbolak-Balik Menuju Keberangkatan (cerita KKN part 2)

Bismillahirrahmanirrahim
Insyaallah kali ini gue coba lanjutin nulis blog lagi setelah sekian lama. Temen-temen mungkin udah pada baca blog gue yang sebelumnya yang judulnya “Skenario Allah Jauh Lebih Indah dari yang Kami Bayangkan” yang di-publish bulan April. Kalo belum baca, silahkan baca itu dulu aja karena satu rangkaian dengan blog KKN ini. Mohon maap ya kalau di blog ini ceritanya kurang lengkap atau alurnya lompat-lompat soalnya gue nulis ini lebih dari sebulan setelah pulang KKN, jadi agak lupa-lupa cerita lengkapnya, nanti komen aja di bawah kalau ada yang kurang tepat ceritanya, hehe..
Tim KKN kami bondingnya ga pake makrab, cuma jalan-jalan ke Kaliurang sambil main game Perkenalan 
Selamat membaca
jual baju bekas di sunmor
Selama persiapan KKN gue masuk di divisi Danus (Dana Usaha) yang kerjaannya nyari duit lewat dagangan, bareng anak-anak lain (Ammar, Ayang, Rangga, Hana, Kas, Resti & Putri) yang dikoordinir oleh kapten Wafalur. Kerjaan divisi Danus ini lumayan banyak, karena kami juga dibagi-bagi sih, ada yang jualan susu, jasa install ulang laptop, jasa foto, jual baju bekas, salad buah, jasa cek kesehatan, dll. Gue dapet PJ jual masker kain & masker wajah. Anak-anak selain divisi Danus juga punya target setoran tiap minggunya. Jadi kita semua sama-sama cari dana. Setelah sekian lama berjuang di Danus, Alhamdulillah pemasukan tim kami dari jualan mencapai 5 juta rupiah :’) lumayan banget lah ya buat nambahin uang program kami di sana. Yang seru waktu gue di Danus itu pas jualan baju bekas di sunmor, rame-rame, capek bareng, panas bareng, tapi seru aja, sambil mendekatkan anggota satu sama lain yang saat itu baru lengkap dibentuk. Kalo ngeliat lapak tim lain itu, ada yang heboh banget, ampe tawar-tawaran harga sama ibu-ibu yang beli. Kalo di tim kami, yang berani ngotot mertahanin harga biar ga kemurahan itu ya si Kasmiati, cewek terdanus, ter-ontime juga, paling semangat buat urusan danus hehe.

    
Selain divisi Danus, ada divisi lain juga nih yang dibentuk di tim kami, ada divisi DDD (Desain & Dokumentasi) yang isinya Firman (koord.), Azzah, Dayan, & Toufik, ada divisi Transportasi yang isinya Ukad (koord.), Belta & Yuyun, ada divisi Kemitraan yang isinya Abdul (koord.), Kim, Ika, Fajar, Puji, & Yura, dan ada divisi Humas yang isinya Sya’ban & Ensi. Kalo struktur atasan ada Tapin sebagai kormanit (koordinator mahasiswa tingkat unit), sekretaris ada Sevina & Unuy, bendahara ada Lydia & Dinda, kormasit (koordinator mahasiswa tingkat subunit) ada Toufik (Sekunyit) dan Abak (Cucupan). Ada juga kormater (koordinator mahasiswa tiap kluster) yakni Ammar (cluster saintek), Ensi (cluster medika), Ukad (cluster agro), dan cluster soshum yang ga jelas siapa kormaternya (awalnya Toufik tapi karena dia diangkat jadi kormasit, anak-anak soshum pada nunjuk gue, tapi gue ga mengakuinya, haha) semua anak soshum itu kormater karena semuanya bisa ngatur, wkwkwk.
para kormater soshum
Oh iya, semua anak di tim kami diminta untuk menghubungi satu perusahaan yang kontaknya udah disediain sama divisi Kemitraan. Gue dapet tugas ngontak PT Ultra Jaya, udah gue ngirim email tuh, terus ya.. dapet penolakan halus melalui email balasan dari mereka, mungkin rejekinya bukan dari sana.
Tim kami mengadakan rapat rutin pekanan tiap hari Minggu jam 1 siang di tempat yang berbeda-beda (lebih seringnya sih di Balairung bagian utara). Persiapan yang kami lakukan sebelum hari-H KKN cukup banyak nih, ada kluster medika yang bikin form buat mendata tim kami yang sakit/alergi/dll, nyiapin P3K juga buat selama kami KKN, ada divisi Kemitraan yang nyetak proposal buat dimasukin ke perusahaan-perusahaan (proposalnya bagus loh tapi gue sempet ‘kezel’ sama proposal ini gegara nama gue ga masuk :’( hiiih sedih bet kan kaya ga dianggap di tim ini, hiks hiks), divisi Transportasi yang mondar-mandir pesen bus buat berangkat ke Jakarta, pesen tiket pesawat juga buat ke Bengkulu, tim kami juga melakukan open donation lewat kitabisa.com, dan masih banyak persiapan lainnya. Selain itu, tim kami juga sempet menghubungi tim KKN tahun sebelumnya yang KKN di Sekunyit untuk meminta wejangan, meskipun ga semuanya yang ikut.
Tentunya tim kami juga mengikuti alur KKN yang ditetapkan pihak kampus, mulai dari pendaftaraan, pembekalan (gue dapet di FTP), general test (gue 2X tes tapi ga nyampe poin maksimal wkwk), bakti kampus (tim kami dapet area rumput-rumput sebelah barat sebrang lapangan GSP), dan pembekalan dari dosen pembimbing lapangan yang dilakukan setelah upacara penerjunan.
***
Setelah sekian lama terkumpul lengkap 30 anggota dalam satu tim KKN PPM UGM unit BE-003 yang diketuai oleh kormanit Tapin, tim kami dibagi menjadi dua subunit yakni Desa Sekunyit dan Desa Cucupan dengan komposisi 15 orang di tiap subunit. Subunit Sekunyit yang diketuai oleh sang kormasit Toufik, sekretaris Unuy, dan bendahara Dinda, punya anggota: Abdul, Ukad, Dayan, Firman, Fajar, Kim, Ika, Ensi, Putri, Belta, Kas, & Yura. Subunit Cucupan yang diketuai oleh sang kormasit Abak, sekretaris Sevina, dan bendahara Lydia, punya anggota: Ammar, Wafa, mba Resti, Tapin, Rangga, Sya’ban, Ayang, Hana, Yuyun, Puji, Azzah, dan gue. Gue ga tau ini pembagian anggota berdasarkan apa, tau-tau udah ada di grup aja, mungkin sang kormanit Tapin dkk yang punya pertimbangan tertentu jadi ngebaginya kaya gini.
Karena gue masuk subunit Cucupan, jadi gue lebih tau dinamika persiapan di subunit Cucupan nih, kalau yang Sekunyit gue kurang tau. Di Subunit Cucupan, kami membuat list barang bawaan yang diperlukan untuk dipondokan dan dibagi ke anggota, gue waktu itu kedapetan bawa rice cooker, time table, sama spidol. Kami juga diskusi mengenai pondokan yang akan kami tempati, karena udah mepet banget keberangkatan, kami diskusi online lewat telepon grup line. Ada tawaran 2 rumah, rumah pertama isi 4 kamar 2 kamar mandi & rumah kedua isi 2 kamar. Gue lupa ada pertimbangan apalagi ya selain mesin air. Pada akhirnya kami memutuskan untuk memilih rumah pertama yang 4 kamar, harga sewanya sekitar 1,2 juta selama 1,5 bulan. Kami juga udah diskusi mengenai iuran yang harus kami bayar untuk makan & sewa kontrakan, satu orang bayar 1,8 juta.
***
Ga ada badai, ga ada topan, sekitar kurang dari seminggu sebelum hari H keberangkatan, tiba-tiba unit kami diminta bikin jadi 3 subunit, karena kalau cuma 2 subunit bakalan terlalu banyak orangnya dalam satu desa, nanti programnya bakal rebutan, katanya. Jadi, dalam waktu kurang dari seminggu sebelum keberangkatan, unit kami dipecah lagi menjadi 3 subunit. 5 orang dari subunit Sekunyit dan 5 orang dari subunit Cucupan dipindah ke subunit baru. Gue sempet punya feeling bakal dipindah ke subunit 3 nih. Setelah nama-nama anak disubunit 3 rilis, gue pun shock, yeay.. bener aja nama gue ada di sono. Sempet ngomel-ngomel gegara gue udah ikut ngotot-ngototan milih pondokan Cucupan, dll, tapi ternyata gue ga jadi di Cucupan hiks hiks dan akhirnya gue menamai subunit 3 ini dengan ‘subunit buangan’ wkwkwk, isinya orang-orang yang ikhlas dipindah untuk ‘dibuang’ ke tempat baru. Tentunya gue ga sendiri dong di subunit 3, ya kali, gue di subunit 3 bareng Hana, Yuyun, Kas, Putri, Ika, Ukad, Fajar, Wafa, & Rangga.
***
Upacara penerjunan mahasiswa KKN PPM UGM 2018 periode 2
Para mahasiswa yang akan berangkat KKN periode Juni-Agustus ikut upacara penerjunan di lapangan GSP, jumlahnya ada ribuan (gue lupa jumlah tepatnya berapa), meskipun ada yang ga ikutan gegara belum pada balik ke Jogja atau udah berangkat ke lokasi KKN duluan. Tim kami yang ga ikut penerjunan lumayan banyak, termasuk kormanitnya yang udah stay di lokasi KKN (baca: di kampungnya, karena lokasi KKN kami yang Cucupan itu di desanya).
upacara pelepasan (udah kaya PPSMB #2)
Upacara penerjunan dimulai sekitar jam 9 pagi. Kami berbaris dikelompokkan sesuai daerah KKN. Tim kami berbaris di daerah Sumatra & Riau Kepulauan, di area barat lapangan. Kami memakai kaos KKN, jas almamater, dan topi KKN. Ada sambutan dari Pak Rektor & Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Selain itu, kami juga menyanyikan mars (atau hymne ya) KKN UGM, yang pada saat itu belum kami hapal, walhasil kami liat contekan liriknya (karena saat itu ada yang bagiin kertas lirik lagunya, haha).
karena gue udah jarang upacara atau berkegiatan panas-panas di lapangan, gue sempet pusing, dan rasanya kaya pengen pingsan, mat ague pas ngeliat kaya berkunang-kunang gitu, ditambah sakit perut juga karena belum sarapan, wadoh komplit banget yak. Gue emang sering darah rendah gitu. Gue yang tadinya baris paling depan beberapa kali sering mundur dan nyelip disekitar temen-temen gue biar gue bisa duduk sampe temen-temen banyak yang nanyain gue kenapa, gue cuma bisa ketawa aja. Gue ga enak kalo harus stay di belakang (tenda P3K) karena gue ga mau dianggap lemah, hehehe. Akhirnya buat ngademin diri, gue pergi ke toilet aja, abis itu balik lagi udah baikan sampe akhir, Alhamdulillah.
cowok-cowok cucok deh ih
Setelah selesai upacara, kami kumpul di selasar GSP bagian barat daya, bareng Pak Teguh untuk melakukan pembekalan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Setelah itu, kami rapat per-subunit.
cie pake rompi baru~

***
Balik ke bahasan subunit 3, subunit buangan, wkwk.
kumpul perdana subunit 3
Karena subunit 3 masih baru banget nget nget dibentuk, kami baru bikin struktur pada saat itu juga. Ga tau kenapa anak-anak subunit 3 banyak yang nunjuk gue buat jadi kormasit. Gue ga abis pikir, kenapa mereka banyak yang milih gue, padahal di tim kami kana da 4 cowok, yang mungkin kemampuan memimpinnya tidak diragukan lagi dan mungkin lebih baik daripada dipimpin. Asumsi gue sih mungkin gegara gue sering berisik di grup KKN, apa gimana, jadi mereka ga mau pikir panjang buat nentuin kormasitnya siapa, yang terbayang dikepala mereka cuma nama gue, jadilah gue yang ditumbalkan menjadi kormasit subunit 3. Gue saat itu ga berharap jadi kormasit, tapi gue juga ga bisa nolak begitu aja, gue mikirnya “mungkin ini kesempatan gue biar punya peran lebih di KKN, biar gue bisa lebih mengenal lebih dalam lagi diri gue seperti apa saat memegang peranan penting seperti ini, biar gue juga bisa mengasah jiwa kepemimpinan gue”. Akhirnya dengan mengucap “bismillah” dan meyakinkan diri gue sendiri, gue terima jadi kormasit subunit 3. Selain kormasit, kami juga membuat struktur lain, ada sekretaris Hana, bendahara Yuyun, divisi perkap Wafa & Rangga, divisi konsumsi Kas & Putri, divisi Humas & PDD Ika, Fajar, & Ukad. Kami juga bikin list barang bawaan untuk dibawa kesana, seperti saat gue masih di subunit Cucupan, gue kedapetan tugas bawa rice cooker, time table, & spidol.
Perjuangan baru dimulai kembali, kami mencari desa baru yang mau menerima tim KKN subunit 3 ini. Tapin selaku kormanit yang baik yang sudah duluan di lokasi KKN (iya, di kampungnya) mencarikan desa baru untuk subunit 3 ini. Pertama, ada Desa Sinar Pagi, Tapin udah menghubungi kepala desa Sinar Pagi tapi ga diterima karena sudah ada tim KKN dari kampus daerahnya. Kedua, Desa Babat, kami ga diterima juga di sini, alasannya karena ga ada rumah untuk tempat tinggal anak KKN, katanya. Ketiga, Desa Sukaraja, kami ditolak lagi dengan alasan yang sama seperti Desa Babat :’) hmm sempet panik-panik gimana gitu, karena udah tinggal menghitung hari menuju keberangkatan kami masih belum dapat desa. Selanjutnya, karena kami pantang menyerah, kami mencoba lagi, Desa Muara Tetap. Gue disuruh hubungin kadesnya, namanya Pak Mardi, gue dapet kontak beliau dari Tapin. Alhamdulillah, Desa Muara Tetap bersedia dijadikan lokasi KKN kami, masyaallah.
Pas pertama kali gue telpon Pak Mardi, gue sempet kaget tapi ketawa-tawa sendiri gegara dengerin logatnya yang mirip sama Tapin, wkwkwk. Gue beberapa kali hubungi beliau untuk membicarakan rumah yang akan dijadikan pondokan kami. Saat itu kami ditawari 2 rumah. Rumah pertama di dekat rumah beliau, masuk gang. Rumah kedua, didekat jalan raya. Tapi beliau lebih merekomendasikan rumah pertama, jadi kami mengikuti saran dari beliau saja.
***
rapat para ketua
(iya, gue jadi yg paling cantik di sini wkwk)
Gue sempet mengadakan rapat online juga dengan kormasit lain & kormanit untuk melakukan beberapa koordinasi, sempet ngerasa minder gimana gitu soalnya kormasit lain & kormanitnya kan para cowok-cowok, cuma gue doang yang cewek, khawatir beda pola piker dan semacamnya, tapi Alhamdulillah, not bad :’). Gue disuruh menghubungi bagian humas Kaur, Pak Widar, dan Bang Ijal selaku supir, untuk koordinasi terkait transportasi kami dari bandara Fatmawati Bengkulu menuju Kaur (lokasi KKN).
***

to be continued..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liburan Berkedok KKN (Cerita KKN Part 4/D-day)

Bismillahirrahmanirrahim Halo teman-teman, lama banget vakum dari blog, ini gue mau lanjutin cerita KKN gue. Gue kan ikut periode KKN yang ke 2, antara semester 6 dan 7, akhir Juni sampai awal Agustus 2018, dan ini gue ngetik cerita KKN pas akhir Desember 2018 sampai Januari 2019. Jadi ya maklum ya kalau beberapa udah agak lupa, karena peristiwanya udah lewat sekitar 5 bulan lalu. OK, dari pada gue kebanyakan cuap-cuap, mending gue langsung cerita aja nih ya. Tapi sebelumnya teman-teman udah baca tulisan gue yang sebelum-sebelumnya kan? Cerita KKN dari part 1-3? Kalau belum, silahkan dibaca dulu sebelum baca cerita gue yang ini, karena cerita ini sambungan dari blog-blog sebelumnya. Oh ya, di sini, gue ga bakalan cerita full semua dinamika yang terjadi saat hari H KKN. Karena kalau diceritain semuanya pasti bakalan banyak banget dan kalian juga mungkin bakal capek dan bosen bacanya. Ya kali gue masa mau cerita gimana gue nyetrika, gimana gue nyuci, gimana gue jemur pakaian -___-

Yang Pertama dan Selalu Bersama (Season 2)

Sebelum ini, gua udah pernah nulis cerita dengan judul ini dan kali ini gua bakal menceritakan hal serupa tapi tak sama. Apa hayoo? pake baju mirip warnanya tanpa janjian Seputar pertemanan juga, tapi di tempat yang berbeda. Kalo sebelumnya gua cerita waktu SMA, kali ini di tempat perkuliahan. Waktu awal gua masuk perkuliahan, ada ospek kan, dan di ospek ini peralatan yang harus disiapin cukup banyak, termasuk caping. Waktu itu gua berniat untuk titip orang aja beli capingnya, gua ga pernah beli gituan. So, gua tanyalah di grup line angkatan gua waktu awal-awal sebelum ospek. Gua mau titip beliin caping. Ada satu orang yang bersedia dititipin di grup itu, namanya Ahda. Gua akhirnya PM-an sama dia kan buat nitip caping, kapan dibawanya, berapa harganya, dll. Kami awal ketemu pas foto angkatan buat tugas ospek fakultas. Di sana, dia agak kaget pas tau gue cewek. Sebenernya diawal-awal gua masuk ke grup kuliah juga gua udah sering disangka cowok, tapi abis itu gua bilang ke mereka kalo gu