Langsung ke konten utama

Ke"dodol"an yang Bermuara Juara || Lomba Esai di Unissula


Bismillahirrahmanirrahim
Cerita ini berawal dari ide skripsi gue. Gue dapet ide ini dari beberapa wangsit. Pertama, waktu kelas Psikologi Lansia Bu Indati yang sempat menyinggung mengenai kebersyukuran pada lansia. Kedua, dapet dari ide PKM kelompok Niken yang pake eksperimen video. Alhasil, jadilah ide skripsi gue yang menurut gue sederhana tapi cukup bermakna.


Suatu saat, sekitar bulan September-Oktober 2018 gue ngajak temen gue buat ikut lomba. Terus dia nyaranin buat ikut LKTIQ (Qur’an) yang digelar komunitas MTQ UGM. Akhirnya gue pun sepakat. Kami sempat brainstorming sekali di kantin fapsi mengenai ide dan rancangan LKTIQ yang akan kami garap. Sudah selesai dirancang, pake tema skripsi gue, dan kami juga udah sempat bikin pembagian. Lama setelah itu kami ngga ngapa-ngapain. Sampe pertengahan Oktober, gue lagi ikut sesi final lomba esai di Makassar dan gue chat ke dia buat nanyain jadi mau ngajuin LKTIQ atau ngga karena saat itu H-1 batas pengumpulan dan posisi gue masih di Makassar hingga lusanya. Akhirnya kami pun membatalkan rencana ini. Ikhlas sambil menunggu lomba lain yang mungkin bisa kami ikuti.
Beberapa waktu setelah itu, gue sempat nemu poster lomba esai SenSEA UNNES yang temanya cukup sesuai sama rancangan kami kemaren. Gue ngajak dia buat ikut lomba itu. Dia pun bersedia. Kami pun bikin rancangan baru (karena rancangan sebelumnya itu dibuat untuk penelitian, sedangkan rancangan ini dibuat untuk gagasan esai). Kami bikin rancangan pas selesai kelas Psikologi Pemberdayaan Masyarakat (kelas Pak Koen) karena pas itu kami duduk sebelahan. Kami bikin rancangan mulai dari latar belakang masalah, teori, solusi, dan keunggulan gagasan yang mau kami buat. Sudah kami bagi juga apa kerjaan kami sendiri-sendiri karena kami bikin di tempat sendiri-sendiri pake google docs. Setelah esai selesai dibuat, kami rapihkan, terus didaftarkan dan dikumpulkan. Target gue sih kami bisa dapat juara 3. Lomba ini cuma ngumpulin karya terus langsung diumumkan pemenangnya. Ga ada sesi presentasi. Pas pengumuman, eh, qadarullah kami belum dapat juara. Ikhlas lagi. Mungkin suatu saat nanti bisa diikutkan lagi karya esainya.
Temen gue ini sempat nyaranin ke gue buat ngajakin anak lain (terutama adek tingkat) ikut lomba sama gue, “biar kaya kamu, Om” (sering ikut lomba) katanya. Sembari nunggu info lomba esai yang cocok lagi, gue sambil matengin konsep esai gue sekaligus uji coba ke beberapa temen gue.
penampakan piala juara 1-3
Gue coba ngajak anak angkatan 2018, Sekar namanya buat lomba pake ide yang udah gue rancang sebelumnya sama temen gue. Kenapa gue ngajak Sekar? Karena kata orang, kami mirip. Hehe. Ngga deng, karena gue pengen ngerecokin salah satu adek di KMP aja dan kebetulan yang potensial buat gue recokin ini salah satunya si Sekar. Sekar pun bersedia gue ajak. Kami nyari info lomba di sosmed. Akhirnya gue nemu satu poster lomba esai dengan tema yang menurut gue cocok sama esai kami. Yang ngadain adalah LDF Rohis Psikologi Universitas Islam Sultan Agung. Gue baru tau ada kampus ini, hehe. Gue sempat ngasih transfer learning ke Sekar mengenai rancangan ide yang udah gue punya. Sekar nampaknya paham, meskipun agak dipaksain pahamnya hehe. Karena kami punya kesibukan masing-masing, kami ngerjain esai itu lewat google docs. Jadinya agak mepet deadline tanggal 20 Maret 2019. Setelah esai kami beres, langsung gue kirim ke CP yang tertera. Eh ternyata si CP-nya bilang kalau deadline pengumpulan esai ini diundur jadi 6 April 2019. Hmm, kok ya mundur. Sambil menunggu deadline, gue coba konsultasikan esai kami ke temen gue yang anak TI. Setelah itu gue sempet revisi dikit. Menjelang deadline (yang sebenarnya), kami pun upload karya kami ke email yang tertera di poster. Setelah itu kami tawakal.
Tanggal 7-9 April proses seleksi esai untuk menentukan finalis. Tanggal 10 pengumuman finalis. Pengumuman ini diberitahu melalui email. Alhamdulillah tim kami masuk final. Gue akhirnya cari info mengenai penggelar lomba ini. Gue stalk ig rohisnya. Gue terbengong-bengong akan satu hal yang baru gue sadari saat itu. Gue liat poster lomba esai ini dan gue baru baca captionnya. Di sana tertuliskan bahwa lomba esai ini untuk seluruh mahasiswa D3/D4/S1 PTS/PTN “se-Jawa Tengah”. 
See! Jawa Tengah yaaa~ hehe
Jengjengjengjeng… kok gue baru nyadar ya? Dan anehnya lagi, kok gue masuk final ya? Masyallah. Gue pun langsung menghubungi CP kenapa gue bisa masuk final padahal kampus gue dari luar Jawa Tengah. Pihak panitia menjawab bahwa hal ini sudah dikonsultasikan dengan juri dan kami diizinkan menjadi peserta. Wkwk kocak sekali ya, ada-ada aja. Ga teliti sama informasi lombanya. Ini jadi pelajaran banget sih buat gue biar lebih teliti lagi. Kontak gue dimasukin ke grup finalis lomba esai. Ada 8 tim yang masuk ke sesi final (presentasi). Padahal di posternya tertulis sesi final bakal diikuti sama 10 tim terbaik. Hmm. Dan dari 8 tim itu, 5 tim berasal dari kampus penyelenggara, yup, Unissula. Tiga lainnya ini dari UGM, UIN Walisongo Semarang, dan Universitas Pekalongan.
Gue langsung gerak cepat bikin proposal pengajuan dana ke POTMAPSI, bikin ppt, dan cari transportasi dan penginapan buat di Semarang. Temen-temen gue kebanyakan di Undip jadi lumayan jauh kalau mau ke Unissula. So, gue minta tolong panitia buat nyari penginapan yang budgetnya ga mahal. Dapetlah di kamar kosong salah satu kos panitia. Semalam kami bayar 70 ribu.
Kami berangkat Jum’at siang jam sekitar jam 2 dari Terminal Jombor naik bus (karena naik travel khawatir kemahalan, kami ngga menyediakan banyak biaya dan lokasi travelnya lebih jauh daripada terminal). Pas berangkat, gue sempat muntah, padahal baru sampe Magelang :’) emang mabok parah sih gue. Saat itu gue ga minum antimo pula. Sampai Semarang sekitar waktu Magrib. Kami berhenti di depan kampus Unissula. Kami sholat di masjid kampus Unissula dan ketemu sama pihak panitia yang kami inepin kosnya. Kami ke kos pakai grab car. Malam hari, kami pesen makan pake grab juga. Sambil makan kami sempat video call sama Kholis yang saat itu lagi di bengkel nungguin ban motonya di tambal. Selain itu, video call Vanda juga yang lagi di lokasi Supercamp 2. Agak bersalah juga sih gue “nyulik” Sekar dari agenda kaderisasi KMP ini. Gue juga sebenernya pengen banget hadir melihat keseruan dan kebersamaan mereka di agenda SC2 ini. Karena ini SC pertama yang ga gue hadiri setelah 10 SC berturut-turut gue ikuti (entah itu jadi peserta maupun panitia).
Kami baru mulai latihan pas malem itu. itu pun baru nyusun skripnya masing-masing. Sekar juga agak gugup karena belum pernah ikut lomba esai sebelumnya. Semoga ini bisa jadi sarana belajar hal baru buat Sekar dan bahan evaluasi buat gue ke depan biar bisa lebih baik. Sekitar jam 10an kami istirahat. Gue tidur di Kasur yang pake ranjang & Sekar tidur di Kasur yang bawah. Bangun subuh, kami sholat, terus bersih-bersih dan beres-beres kosan sambil main-main sama kucing kos yang keliatan kesepian banget bahkan sampe kucingnya sempet nyakar Sekar wkwk. Dari kos, kami mampir dulu ke Indomaret, jalan kaki karena posisinya lumayan deket. Kami beli jajanan buat mengganjal perut lapar kami di pagi hari.
Setelah itu, kami langsung berangkat ke lokasi lomba, di ruang K.3.1 Fakultas Psikologi Unissula pake grab car. Sampai sana langsung diarahkan panitia, terus registrasi. Kami ambil nomor undian untuk giliran maju. Kelompok kami dapat giliran ke 5. Acara diawali dengan agenda pembukaan dan sambutan dari wakil dekan 2 Fakultas Psikologi Unissula. Setelah sesi pembukaan selesai, para juri datang, ada 2 orang yang merupakan dosen psikologi Unissula. Pas dibacakan CV-nya, kami sempat kaget karena dua-duanya alumni psikologi UGM. Ada yang S1 & S2, ada yang S2nya aja. Wuooo kakak tingkat jauh nih hehe. Sesi presentasi pun dimulai.
nyimak peserta lain yang lagi dibantai juri dan juri sempat membangga-banggakan KKN UGM wkwk
presentasi
Ternyata peserta yang dapat nomor urut 1 ga hadir, so, saingan kami berkurang 1. Sempat ada peserta yang datang terlambat juga dan harus meminta izin peserta lain & juri kalau mau ikut presentasi. Para peserta lain mengizinkan, juri pun menyerahkan ke peraturan yang dibuat panitia tapi dengan penilaian yang profesional. Setelah menunggu beberapa tim tampil, tiba giliran tim kami maju presentasi. Sekar membuka presentasi kami dan menjelaskan latar belakang sama sebagian teori dari esai kami, gue jelasin bagian teori dan gagasan solusi yang kami buat, diakhiri kesimpulan dari Sekar. Jatah waktu presentasi tiap tim adalah 10 menit.

presentasi

sesi tanya-jawab
(keliatan kan siapa yang nge-gas jawabnya) wkwk
Setelah selesai presentasi, dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan dari juri. Kebanyakan pertanyaan dijawab sama gue karena emang gue yang punya ide ini dan lebih banyak menggeluti esai ini. But, it’s ok, gue biarin Sekar belajar nyimak dulu, hehe. Alhamdulillah pertanyaannya masih bisa dijawab dengan lancar, ga jauh dari ekspektasi. Setelah selesai, kami kembali duduk di tempat kami. Saat waktu dzuhur, presentasi seluruh peserta selesai. Dilanjutkan dengan waktu ishoma (istirahat, sholat dzuhur & makan siang). Gue sama Sekar sempet foto-foto di ruang lomba. Kami sholat di masjid kampus dan langsung kembali ke ruangan. Kami dapet nasi kotak dari panitia tapi ngga langsung kami makan karena kami berdua mabok perjalanan (khawatir nanti dimuntahin lagi kalo makan saat itu). Jadi makanannya kami bawa pulang ke Jogja. Pas sesi pengumuman, dimulai dari juara 3, diperolah tim dari Unissula dengan tema “kajian Islam untuk penyandang disabilitas”, juara 2 diraih oleh tim kami (ekspresi gue pas denger tim kami dapet juara 2 flat flat aja wkwk) dan juara 1 diraih oleh tim dari UIN Walisongo yang temanya “alat penimba air dari sumur”. 
  
si Sekar sadar kamera banget XD


Penyerahan hadiah
Gue udah ngebatin tim mereka bakal menang sih soalnya idenya udah kongkrit banget, udah ada karyanya, dan prosesnya udah cukup lama, 2 tahun. Kami sempet nyaranin mereka buat ngikutin karya mereka ini ke lomba yang lebih gede (bukan berarti lomba ini kurang prestis loh ya) kaya PKM-PIMNAS gitu, tapi katanya sih kampus mereka ga bisa ikut PKM-PIMNAS karena ngga di bawah ristekdikti. Hmm, semangat ya kawan :’) padahal ide mereka ini bagus banget.
penilaian juri

Sekar seneng banget dapet juara ehehe
maaf ya neng, kita baru dapet juara 2
Setelah selesai pengumuman, kami foto-foto, si peserta dari UIN Walisongo ini pengen minta foto bareng tim kami. Eh ternyata di upload di ignya dipakein caption yang intinya dia bangga bisa ngalahin UGM di lomba ini. Wkwk padahal tim kami cuma “printilan” alias “butiran debu” yang ngga ada apa-apanya dibanding para mapres UGM :v heu heu. Sebahagia dia deh ya, wkwk.
foto bareng peserta dari UIN Walisongo

Para panitia ada juga yang minta foto bareng kami. Sambil doa biar bisa lanjut S2 ke UGM katanya, hehe, aminin aja lah ya. Emang gini sih kalo anak UGM ikut lomba tuh udah kaya artis, banyak yang minta foto bareng atau pinjam alamamter buat foto, wkwkwk. Setelah selesai foto-foto dan beres-beres, kami langsung bergegas pulang. Kami mau pake bus lagi pulangnya. Nungguin bus di sebrang RS Sultan Agung. Kayanya kami nunggu di tempat calo deh, jadi kami dapet bus harganya 75 ribu padahal pas berangkat dari Jogja kami cuma bayar 45 ribu :’). Dan parahnya lagi, bus kami pas pulang ini cuma nganterin sampe Magelang. Kami disuruh ganti bus buat ke Jogja. Eh, di bus baru, kami diminta bayar lagi 15 ribu (total 90 ribu dari Semarang) masyaallah :’) udah ngalahin travel nih harganya. Ga apa deh yang penting cepet nyampe Jogja, kasian si Sekar kayanya udah capek banget pengen langsung istirahat di rumah. Dia sempet dilemma juga mau berhenti di terminal mana. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti di Terminal Giwangan biar lebih deket dijemput ayahnya. Gue berhenti di Terminal Jombor terus dijemput Ifa yeay. Gue langsung tepar nyampe kontrakan, iyalah dari kemaren berangkat-pulang naik bus berapa jam tuh duduk terus. Alhamdulillah pas pulang gue ga mabok karena sempat minum antimo dulu sebelum berangkat (gue selalu bawa antimo di dompet). Gue suruh si Sekar bawa piala biar disimpen di rumahnya. Biar orang tuanya percaya kalo anaknya gue ajak lomba, hehe. Masyaallah. Meskipun udah jadi mahasiswa bangkotan, gue masih pengen berusaha meraih prestasi dari lomba-lomba yang masih mungkin gue capai, contohnya kaya lomba esai ini.

foto sebelum ishoma (sebelum dapet juara)
Para juara & juri

foto sama juri & peserta lain yang ada di ruangan saat pengumuman

foto sama peserta lain & panitia

Yup, begitulah sekilas cerita perjalanan gue di lomba kali ini. Semoga kalian yang baca ini ngga terbuang sia-sia ya waktunya, semoga ada hikmah yang bisa diambil dari blog gue kali ini. Kalo dari gue, di perjalanan kali ini gue dapat 2 hal yang bisa dijadiin pembelajaran buat ke depan. Pertama, kalo mau ngapa-ngapain (mau daftar apapun) kudu teliti baca petunjuk dulu (makanya gue namain judul blog ini pake kata "kedodolan" karena emang "dodol" banget guenya wkwk). Kedua, kalau bisa nyiapin dengan lebih baik, kenapa harus asal-asalan? (maksudnya, jangan jadi deadliner hehe) udah beberapa kali sih gue kaya gini (deadliner), baru latihan presentasi pas malem sebelum tampil. Tapi sebenernya kan bisa lebih baik kalau kita nyiapinnya lebih lama lagi. Gue ngerasa semakin sering gue ikut lomba, semakin paham pola karya yang pantes dapet juara. Jadi nagih kan pengen ikut lomba terus, hehe. Tapi kapan skripsinya? heu heu. Hmm.. ok, that’s all from me. Thank you for reading this blog. I hope you never disappointed with this “absurd” blog, hehe. Enjoy it!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Liburan Berkedok KKN (Cerita KKN Part 4/D-day)

Bismillahirrahmanirrahim Halo teman-teman, lama banget vakum dari blog, ini gue mau lanjutin cerita KKN gue. Gue kan ikut periode KKN yang ke 2, antara semester 6 dan 7, akhir Juni sampai awal Agustus 2018, dan ini gue ngetik cerita KKN pas akhir Desember 2018 sampai Januari 2019. Jadi ya maklum ya kalau beberapa udah agak lupa, karena peristiwanya udah lewat sekitar 5 bulan lalu. OK, dari pada gue kebanyakan cuap-cuap, mending gue langsung cerita aja nih ya. Tapi sebelumnya teman-teman udah baca tulisan gue yang sebelum-sebelumnya kan? Cerita KKN dari part 1-3? Kalau belum, silahkan dibaca dulu sebelum baca cerita gue yang ini, karena cerita ini sambungan dari blog-blog sebelumnya. Oh ya, di sini, gue ga bakalan cerita full semua dinamika yang terjadi saat hari H KKN. Karena kalau diceritain semuanya pasti bakalan banyak banget dan kalian juga mungkin bakal capek dan bosen bacanya. Ya kali gue masa mau cerita gimana gue nyetrika, gimana gue nyuci, gimana gue jemur pakaian -___-

Hati yang Terbolak-Balik Menuju Keberangkatan (cerita KKN part 2)

Bismillahirrahmanirrahim Insyaallah kali ini gue coba lanjutin nulis blog lagi setelah sekian lama. Temen-temen mungkin udah pada baca blog gue yang sebelumnya yang judulnya “Skenario Allah Jauh Lebih Indah dari yang Kami Bayangkan” yang di- publish bulan April. Kalo belum baca, silahkan baca itu dulu aja karena satu rangkaian dengan blog KKN ini. Mohon maap ya kalau di blog ini ceritanya kurang lengkap atau alurnya lompat-lompat soalnya gue nulis ini lebih dari sebulan setelah pulang KKN, jadi agak lupa-lupa cerita lengkapnya, nanti komen aja di bawah kalau ada yang kurang tepat ceritanya, hehe.. Tim KKN kami bondingnya ga pake makrab, cuma jalan-jalan ke Kaliurang sambil main game Perkenalan  Selamat membaca jual baju bekas di sunmor Selama persiapan KKN gue masuk di divisi Danus (Dana Usaha) yang kerjaannya nyari duit lewat dagangan, bareng anak-anak lain (Ammar, Ayang, Rangga, Hana, Kas, Resti & Putri) yang dikoordinir oleh kapten Wafalur. Kerjaan divisi Danus

Yang Pertama dan Selalu Bersama (Season 2)

Sebelum ini, gua udah pernah nulis cerita dengan judul ini dan kali ini gua bakal menceritakan hal serupa tapi tak sama. Apa hayoo? pake baju mirip warnanya tanpa janjian Seputar pertemanan juga, tapi di tempat yang berbeda. Kalo sebelumnya gua cerita waktu SMA, kali ini di tempat perkuliahan. Waktu awal gua masuk perkuliahan, ada ospek kan, dan di ospek ini peralatan yang harus disiapin cukup banyak, termasuk caping. Waktu itu gua berniat untuk titip orang aja beli capingnya, gua ga pernah beli gituan. So, gua tanyalah di grup line angkatan gua waktu awal-awal sebelum ospek. Gua mau titip beliin caping. Ada satu orang yang bersedia dititipin di grup itu, namanya Ahda. Gua akhirnya PM-an sama dia kan buat nitip caping, kapan dibawanya, berapa harganya, dll. Kami awal ketemu pas foto angkatan buat tugas ospek fakultas. Di sana, dia agak kaget pas tau gue cewek. Sebenernya diawal-awal gua masuk ke grup kuliah juga gua udah sering disangka cowok, tapi abis itu gua bilang ke mereka kalo gu